Laman

Minggu, 16 Desember 2012

Perjalanan Berliku Menuju Tembagapura

Perjalan kali ini sungguh berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Perjalanan yang baru pertama kali menuju kota antah barantah dalam rangka tolabul ilmi sebagai seorang engineer muda. Dengan berangkat seorang diri memantapkan tekat itu.

Bandara Juanda Surabaya

Singkat cerita saya sudah di Bandara Juanda pukul 21.00 WIB pada tanggal 3 Juli 2012. langkah yang pertama yang saya ambil adalah mengambil tiket di counter Air Fast, sesuai dengan petunjuk yang diberikan Departemen QMS PT. Freeport Indonesia yang disampaikan melalui email 2 minggu yang lalu. langkah selanjutnya adalah antri untuk check identitas sebelum boarding pass. sekitar satu jam untuk melakukan step ini. setelah Selesai saya menunggu waktu untuk boarding pass, jam menunjukkan pukul 22.00 WIB. Alhasil saya menunggu di selasar pemberangkatan domestik yang lumayan sepi, karena toko-toko yang ada di bandara sudah tutup. Praktis di selasar hanya ada calon-calon penumpang yang akan pergi ke Timika, karena pesawat Air Fast adalah pesawat milik perusahaan yang khusus untuk sarana transportasi karyawan PT. Freeport Indonesia untuk melakukan cuti atau dinas perusahaan.


Pesawat yang saya tumpangi menuju Timika

Pukul 23.00 WIB adalah waktu yang ditunggu untuk boarding pass telah tiba. Karena baru pertama kali naik pesawat maka yang saya lakukan adalah menguntit orang yang ada di depan saya dengan tujuan pertama adalah meniru perilaku orang yang ada di depan saya, yang kedua adalah agar tidak sering bertanya,  dan yang ketiga adalah agar tidak memalukan diri sendiri, hehehehe...
Menuju pesawat dengan perasaan berkata "Yes, akhirnya naik pesawat juga dengan biaya hanya Rp 40.000,00(uang bagasi)". Akhirnya Pukul 23.45 WIB pesawat Air Fast Take off dengan membawa saya di dalamnya.


Insiden Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
Perjalanan Surabaya-Makassar saya habiskan dengan melihat-lihat pemandangan di luar, maklum baru pertama kali naik pesawat. Waktu telah menunjukkan pukul 02.00 WITA, dan peswat bersiap untuk landing. Singkat cerita pesawat landing dengan sempurna, dan penumpangpun lega. Pramugari mengintruksikan penumpang untuk tetap di dalam pesawat selama proses refuelling, dan sambil menunggu proses refuelling penumpang dibagikan snack. Selang 10 menit dari instruksi pramugari, tiba-tiba asap putih tebal keluar dari AC. Asap ini menyebabkan sesak penumpang dan sontak penumpang panik dengan keadaan tersebut. Karena perasaan panik Penumpang berhamburan keluar dari pesawat melalui pintu darurat sayap dan ekor pesawat. Dengan Pramugari mengkomandoi proses tersebut. Sementara saya yang baru pertama kali naik pesawat ikut saja keluar melihat orang orang yang panik sambil menenteng barang mereka. Dan akhirnya penumpang diarahkan ke waiting room untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya. Makanan yang sedianya dibagikan diatas pesawat akhirnya dibagikan di waiting room. Waktu telah menunjukkan pukul 04.00 WITA, dan saat itu Kapten Pilot memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. kurang lebih demikian penjelasannya "Selamat malam, saya mewakili perusahaan meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan ini. Kejadian yang terjadi tadi adalah masalah pada AC. untuk menjaga keamanan, maka kami tidak mau mengambil resiko untuk melanjutkan perjalanan dengan pesawat yang sama dan kami akan mendatangkan pesawat cadangan dari Jakarta untuk melanjutkan perjalanan. Selama menunggu pesawat dari Jakarta para penumpang akan diinapkan di hotel di sekitar bandara. sekali lagi kami meminta maaf atas insiden ini, dan langkah ini yang kami ambil".
Sementara saya menggapi pernyataan tersebut hanya menggumam dalam hati, "Walah baru pertama kali numpang pesawat, eeehhh kesan pertama yang saya dapat seperti ini...hhmmmm, ya nasib..."
Namun ada hikmah dibalik insiden ini yaitu saya jadi tau Makassar.
Di hotel saya menemui orang-orang, penumpang senasib sepenanggungan, yang menakjubkan. Yang paling berkesan adalah bertemu dengan ustadz dan mantan "orang berkebiasaan buruk". Kami sempat berada dalam satu forum diskusi yang akrab (akan ada tulisan lagi mengenai hal ini).
Orang yang membawa kita ke hotel telah datang dan menginformasikan pesawat dari Jakarta sudah tiba dan kami diminta untuk bersiap melanjutkan perjalanan ke Timika. Dan akhirnya kami take off pada pukul 14.30 WITA

Orang Hilang di Bandara Monzes Kilangin, Timika

First experience, first footstep, and alone in Timika, Papua. Itulah gumam saya ketika waktu menunjukkan pukul 17.00 WIT, di Papua. Setelah bertanya kesana kemari untuk melanjutkan perjalanan ke Tembagapura akhirnya mendapatkan jawaban pasti yang sedikit mengecewakan, yaitu harus menunggu Helikopter ke Tembagapura esok pagi pukul 07.00 WIT. Antara perasaan senang dan sedih. Senangnya adalah naik helikopter dan sedihnya adalah saya harus menginap dimana sampai pukul 07.00 WIT esok.
Bandara Monzes Kilangin

Seakan ingin menenangkan pikiran, akhirnya saya mau saja ketika diajak karyawan yang sempat menjadi teman ngobrol sewaktu insiden di Makassar untuk makan malam. kami pun menuju Base Camp untuk makan malam dengan bis perusahaan. oke challenge accepted makan di mess perusahaan dengan menu barat, menu timur, semua ada disini. Walaupun ada menu yang sebegitu WOW di depan mata, tetap saja yang saya pilih mie, ayam goreng, dan nasi secukupnya, serta Es Teh (Selera anak Keputih). dan sambil makan kami mengobrol. Lewat obrolan hangat itu saya mendapat tumpangan tidur sampai esok pagi, di mess karyawan kamar Pak Simanjuntak di Mill 38. kebetulan teman sekamar Pak Simanjuntak sedang cuti, jadi bisa ditumpangi satu malam. dan akhirnya kami pun menuju Mill 38 dengan bis perusahaan yang berjarak 8 mile dari Bandara Monzes Kilangin.
sedikit info bahwasannya di Freeport untuk jarak menggunakan satuan Mile bukan Km. 1 mile = 1,6 Km.

Bis Perusahaan di Freeport Indonesia


Keadaan Dalam Bis yang Dilengkapi Bahan Anti Peluru


Perjalanan Menuju Tembagapura
Setelah mandi dan sarapan saya mencari bis yang menuju bandara untuk ke Tembagapura. Singkat cerita sampai bandara dan menunjukkan berkas-berkas yang saya terima dari QMS melalui email kepada petugas bandara. Dan saya mendapatkan tiket M-3, yang berarti pemberangkatan ketiga. Setiap pemberangkatan memiliki jeda 30 menit. Selama perjalanan dengan helikopter terhampar lukisan-Nya yang indah dengan hamparan pegunungan yang ditutupi hutan rimba dan awan tebal. What an amazing Island!

Tembagapura
Jarak Bandara Mozes Kilangin ke Tembagapura sekitar 38 Mile yang kalau ditempuh dengan perjalanan darat memakan waktu 4 jam, namun dengan helikopter hanya menghabiskan waktu 15 menit. Dan mimpi buruk itupun terjawab dengan saya diterima di kantor QMS di Tembagapura

Suasana Tembagapura dari Shopping Keluarga

Tembagapura Malam Hari
Tulisan Tembagapura di Atas BQ Garden


Barak Karyawan dilihat dari BQ Garden

Kantor QMS





3 komentar:

  1. Congrats ya.
    Someday aku harus ke sana. Kalo buat kerja di freeportnya kayaknya nggak mungkin juga.
    buat cuci mata di kuala kencana kali ya hehehe. kebetulan temen juga ada yg kerja disana

    BalasHapus
  2. wow.. what an awesome story sir!!
    btw bang, mohon maaf mau nanya, waktu itu dalam rangka apa yaa abang kesana? apa waktu kerja praktik atau tugas akhir pas kuliah?? atau kunjungan kerja?? hehe soalnya saya minat juga mau ambil tugas akhir di sana bang ..terimakasih atas atensi dan sharing infonya bang :)

    BalasHapus